GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI

Kondisi geografis merupakan informasi tentang luas wilayah dan letak geografis wilayah, topografi, hidrologi, klimatologi, luas dan sebaran kawasan budidaya, kawasan lindung dan kawasan rawan bencana. Sementara Kondisi demografis merupakan informasi mengenai kondisi penduduk di Kabupaten Pamekasan. Berbagai informasi ini perlu mendapatkan perhatian dalam perencanaan pembangunan daerah.
Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Pamekasan
Pamekasan memiliki luas wilayah 79.230 Ha dan secara administrasi sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Madura, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sampang, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumenep.
Letak dan Kondisi Geografis
Pamekasan merupakan salah satu kabupaten di Kawasan Madura. Secara astronomis Kabupaten Pamekasan berada pada 113°19’-113°58’ BT dan 6°51’-7°31’ LS.
Klimatologi
Data indikator iklim meliputi curah hujan dan hari hujan. Curah hujan merupakan besarnya volume/intensitas air hujan dalam kurun waktu tertentu yang diukur dengan alat penakar hujan dengan satuan mm. Sedangkan hari hujan adalah satu hari dimana terjadi hujan dalam satu tahun. Data curah hujan ini ditampilkan dalam bentuk intensitas curah hujan di setiap stasiun penakar hujan per bulan selama dalam kurun waktu satu tahun pengamatan. Untuk temperatur lingkungan rata-rata adalah 28°C – 20°C dan kelembaban udara rata-rata sekitar 80%.
Topografi
Luas lahan di Kabupaten Pamekasan memiliki tingkat kemiringan dan ketinggian yang berbeda di setiap kecamatan yang tentu saja ini memberikan potensi yang berbeda mengenai tata guna lahan. Wilayah dengan tingkat kemiringan lahan yang tinggi ini rata-rata merupakan perbukitan yang merupakan dataran tinggi yang memiliki potensi sebagai area pertanian dan perkebunan.
Kecamatan | 0° – 15° | 15° – 25° | 25° – 40° | 40° – 45° | Jumlah |
---|---|---|---|---|---|
Tlanakan | 4.810 | – | – | – | 4.810 |
Pademawu | 7.189 | – | – | – | 7.189 |
Galis | 3.186 | – | – | – | 3.186 |
Larangan | 3.841 | 245 | – | – | 4.086 |
Pamekasan | 2.647 | – | – | – | 2.647 |
Proppo | 6.882 | 267 | – | – | 7.149 |
Palengaan | 6.830 | 1.880 | 138 | – | 8.848 |
Pegantenan | 5.733 | 1.873 | 513 | 485 | 8.604 |
Kadur | 3.376 | 272 | 638 | 956 | 5.242 |
Pakong | 1.993 | 532 | 113 | 433 | 3.071 |
Waru | 4.774 | 1.709 | – | 720 | 7.003 |
Batumarmar | 3.308 | 5.808 | 468 | 128 | 9.707 |
Pasean | 5.395 | 1.905 | 388 | – | 7.688 |
Jumlah | 59.964 | 14.291 | 2.253 | 2.722 | 79.230 |
Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini kondisi ketinggian lahan tidak mengalami perubahan sama sekali. Wilayah yang memiliki ketinggian lahan tertinggi adalah Kecamatan Pegantenan yaitu mencapai 312 meter dari permukaan laut. Sementara itu, Kecamatan Galis memiliki ketinggian lahan hanya 6 meter dari permukaan laut serta Kecamatan Pademawu memiliki ketinggian lahan hanya 7 meter dari permukaan laut. Kedua wilayah ini memiliki ketinggian lahan yang lebih rendah jika dibanding dengan wilayah lainnya sehingga lebih cocok untuk dikembangkan sebagai wilayah ekonomi berbasis sumber daya kelautan.
Kecamatan | Ketinggian (meter) |
---|---|
Tlanakan | 22 |
Pademawu | 7 |
Galis | 6 |
Larangan | 36 |
Pamekasan | 15 |
Proppo | 47 |
Palengaan | 77 |
Pagantenan | 312 |
Kadur | 140 |
Pakong | 250 |
Waru | 159 |
Batumarmar | 16 |
Pasean | 50 |
Rata-rata ketinggian | 94.57 |
Geologi
Struktur tanah di Kabupaten Pamekasan terdiri dari empat jenis yaitu tanah aluvial, regosol, mediteran, dan litosol. Dengan memiliki jenis lapisan tanah yang berbeda-beda ini menjadikan Kabupaten Pamekasan memiliki potensi yang beragam. Jenis lapisan tanah aluvial ini banyak terdapat di Kecamatan Pademawu, Pamekasan dan sebagian kecil di Tlanakan. Tanah aluvial ini cocok dimanfaatkan untuk area persawahan. Sedangkan untuk jenis lapisan tanah lainnya bisa terdapat hampir di seluruh wilayah di Kabupaten Pamekasan. Secara umum, sebagian besar tanah di Kabupaten Pamekasan ini terdiri dari tanah jenis regosol dengan luas 26.214 Ha. Jenis tanah regosol ini cukup subur dan cocok dimanfaatkan untuk pertanian padi, palawija, kelapa dan tebu. Tanah litosol juga tersebar hampir di seluruh wilayah yaitu sebanyak 19.084 Ha. Tanah litosol ini cukup subur dan cocok dimanfaatkan untuk jenis tanaman hutan.
Kecamatan | Aluvial | Regosol | Mediteran | Litosol | Jumlah |
---|---|---|---|---|---|
Tlanakan | 401 | 4.409 | – | – | 4.810 |
Pademawu | 3.735 | 2.779 | – | 675 | 7.189 |
Galis | – | 2.661 | – | 525 | 3.186 |
Larangan | – | 1.351 | 1.359 | 1.376 | 4.086 |
Pamekasan | 2.572 | – | 75 | – | 2.647 |
Proppo | – | 1.550 | 4.665 | 934 | 7.149 |
Palengaan | – | 4.022 | 647 | 4.179 | 8.848 |
Pagantenan | – | 3.234 | 1.692 | 3.678 | 8.604 |
Kadur | – | 3.477 | – | 1.765 | 5.242 |
Pakong | – | 967 | 1.654 | 450 | 3.071 |
Waru | – | 3.770 | 1.468 | 1.765 | 7.003 |
Batumarmar | – | 6.157 | 1.536 | 2.014 | 9.707 |
Pasean | – | 1.686 | 4.279 | 1.723 | 7.688 |
Jumlah | 6.708 | 26.214 | 17.375 | 19.804 | 79.230 |
Adapun tekstur tanah di Kabupaten Pamekasan dibagi menjadi tiga kategori yaitu halus, sedang dan kasar. Kasar dan halusnya tanah biasanya ditunjukkan dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (lebih besar 2 mm), sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus. Sebagian besar bertekstur sedang yaitu seluas 71.685 Ha. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung memiliki komposisi yang ideal karena terdiri dari debu dan lempung dimana tanah debu cukup subur dan tanah lempung banyak mengandung nutrisi bagi tanaman. Jika dibandingkan dengan tekstur tanah halus dan kasar yang tidak begitu luas dibanding dengan tekstur tanah sedang, maka bisa dikatakan bahwa Kabupaten Pamekasan merupakan daerah yang subur. Tekstur tanah sedang yang dimiliki oleh Kabupaten Pamekasan akan memberikan hasil optimal bagi tanaman terutama pertanian.
Kecamatan | Halus | Sedang | Kasar | Jumlah |
---|---|---|---|---|
Tlanakan | 4.364 | 276 | 170 | 4.810 |
Pademawu | 2.255 | 4.381 | 553 | 7.189 |
Galis | – | 2.983 | 203 | 3.186 |
Larangan | – | 4.086 | – | 4.086 |
Pamekasan | – | 2.647 | – | 2.647 |
Proppo | – | 7.149 | – | 7.149 |
Palengaan | – | 8.848 | – | 8.848 |
Pagantenan | – | 8.604 | – | 8.604 |
Kadur | – | 5.242 | – | 5.242 |
Pakong | – | 3.071 | – | 3.071 |
Waru | – | 7.003 | – | 7.003 |
Batumarmar | – | 9.707 | – | 9.707 |
Pasean | – | 7.688 | – | 7.688 |
Jumlah | 6.619 | 71.685 | 926 | 79.230 |
Hidrologi
Kabupaten Pamekasan memiliki 12 sungai besar yang memiliki panjang antara 1 km hingga 16 km. Sungai terpendek adalah Sungai Lembung Bunter yang terletak di Kecamatan Pamekasan. Sungai ini memiliki panjang hanya 1 km dan bermuara di Sungai Semajid. Sementara itu, sungai terpanjang adalah Sungai Sumber Payung juga terletak di Kecamatan Pamekasan dengan panjang 10 km dan bermuara di Sungai Semajid. Sungai-sungai lainnya tersebar di beberapa wilayah seperti Sungai Tambak Ponteh, Egrang, dan Pendi yang terletak di Kacamatan Galis dan bermuara di Selat Madura, serta beberapa sungai yang bermuara di Laut Jawa seperti Sungai Berlanjang, Lesong, Tamberu dan Sungai Angsokah. Keberadaan sungai-sungai ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat sekitar karena fungsi bagi masyarakat di sekitarnya seperti fungsi pengairan lahan pertanian dan fungsi ekonomis lainnya.
Nama Sungai | Kecamatan | Panjang Sungai | Muara |
---|---|---|---|
Kloang | Pamekasan | 6 | Sungai Semajid |
Lembung Bunter | Pamekasan | 1 | Sungai Semajid |
Sumber Payung | Pamekasan | 10 | Sungai Semajid |
Jombang | Pamekasan | 4 | Sungai Semajid |
Semajid | Pamekasan/Pademangan | 16 | Selat Madura |
Tambak Ponten | Larangan/Galis | 9 | Selat Madura |
Pendi | Larangan/Galis | 9 | Selat Madura |
Egran | Larangan/Galis | 8 | Selat Madura |
Berlanjang | Waru | 5 | Laut Jawa |
Lesong | Batumarmar | 6 | Laut Jawa |
Tamberu | Batumarmar | 5 | Laut Jawa |
Angsoka | Pasean | 6 | Laut Jawa |
Jumlah | – | 94 | – |
Penggunaan Lahan
Berdasarkan data yang tercatat pada tahun 2012, penggunaan lahan di Kabupaten Pamekasan sebagian besar merupakan tegalan yaitu seluas 32.966,34 Ha. Penggunaan lahan sebagai tegalan ini terkait dengan kondisi topografi Kabupaten Pamekasan yang merupakan daerah perbukitan dan sebagian lagi merupakan tanah tandus seluas 15.920,43 Ha. Kondisi tanah yang tandus ini biasanya menjadi kendala bagi penduduk yang tinggal dalam mengembangkan perekonomian karena tanah semacam ini kurang produktif bagi pertanian yang merupakan mata pencaharian penduduk pedesaan. Penggunaan lahan yang lainnya adalah sebagai daerah pemukiman seluas 11.531,70 Ha, sementara untuk jasa perdagangan hanya 26,30 Ha saja dan industri pertanian seluas 92,40 Ha. Adapun penggunaan lahan sebagai area pertambangan hanya 9 Ha saja dan hanya terdapat di Kecamatan Kadur. Penggunaan tanah lainnya yaitu untuk area pertanian meliputi sawah irigasi seluas 1.386 Ha yang hanya tedapat di Kecamatan Tlanakan, Galis dan pakong. Sawah semi irigasi seluas 5.213,03 yang ada di semua kecamatan dan sawah tadah hujan seluas 8.569 Ha yang juga tersebar di seluruh kecamatan.

Keberadaan sawah irigasi yang masih menjangkau tiga kecamatan ini perlu ditingkatkan jangkauannya untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Pamekasan sehingga petani tidak hanya tergantung pada musim penghujan saja. Meskipun diluar musim penghujan para petani masih bisa survive dengan menanam tanaman jagung atau tembakau namun kekeringan juga bisa menjadi kendala bagi petani untuk menghasilkan produk pertanian dengan kualitas terbaik. Bagi masyarakat yang tinggal disepanjang garis pantai, memanfaatkan lahan untuk tambak garam. Luas area tambak garam di Kabupaten Pamekasan adalah 2.096,50 Ha yang tersebar di Kecamatan Tlanakan, Pademawu dan Galis. Sedangkan lahan yang digunakan untuk hutan seluas 1.158 Ha yang tersebar di Kecamatan Tlanakan, Pademawu, Galis, Pakong dan Waru. Keberadaan area hutan ini perlu dilestarikan di tingkatkan karena selain fungsi ekonomis, hutan juga memiliki fungsi sebagai daerah resapan air yang bisa meminimalisasi terjadinya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Seringkali alih fungsi lahan dari hutan ke pertanian atau untuk permukiman kurang memperhatikan dampak lingkungan yang demikian. Oleh sebab itu, mengenai tata guna lahan harus benar-benar terencana dengan baik terutama mengedepankan dampak lingkungan dalam proses pembangunan di Kabupaten Pamekasan.
Karakteristik Demografi
Jumlah Kelurahan/Desa
Kabupaten Pamekasan terdiri dari 13 Kecamatan, 178 desa dan 11 kelurahan. Selama satu dekade jumlah kelurahan dan desa tidak mengalami perubahan. Tetapi ketika melihat perkembangan jumlah penduduk cenderung meningkat dan jangkauan wilayahnya maka sudah waktunya ada pemekaran di tingkat desa. Pemekaran di tingkat desa diharapkan dapat semakin meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Pemekaran mendesak terutama di daerah yang jumlah penduduknya semakin meningkat serta daerah-daerah yang jauh dari pusat-pusat pelayanan publik.
Kecamatan | Kelurahan | Desa | Dusun | RT | RW |
---|---|---|---|---|---|
Tlanakan | – | 17 | 91 | 4 | 8 |
Pademawu | 2 | 20 | 101 | 86 | 233 |
Galis | – | 10 | 53 | 63 | 133 |
Larangan | – | 14 | 105 | 98 | 222 |
Pamekasan | 9 | 9 | 35 | 105 | 316 |
Proppo | – | 27 | 135 | 14 | 20 |
Palengaan | – | 12 | 88 | – | – |
Pagantenan | – | 13 | 85 | 30 | 93 |
Kadur | – | 10 | 101 | 51 | 144 |
Pakong | – | 12 | 56 | 16 | 48 |
Waru | – | 12 | 72 | – | – |
Batumarmar | – | 13 | 94 | – | – |
Pasean | – | 9 | 96 | – | – |
Jumlah | 11 | 178 | 1.112 | 467 | 1.217 |